Ketua PMII Muttaqien Menyayangkan Ada Tulisan " Hidup Janda" Saat Aksi Penolakan Omnibuslaw Di Purwakarta -->

Ketua PMII Muttaqien Menyayangkan Ada Tulisan " Hidup Janda" Saat Aksi Penolakan Omnibuslaw Di Purwakarta

9 Okt 2020, Oktober 09, 2020
Pasang iklan

Foto : Khoerul Hidayat (Ketua PK PMII STAI MUTTAQIEN Cabang Purwakarta) /aspirasijabar

Aspirasijabar.net, Purwakarta-Mahasiswa dan buruh beserta beberapa aktivis yang tergabung dalam organisasi kepemudaan (OKP) Kamis lalu 08 oktober 2020 turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi buruh khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purwakarta.

Namun aksi kemarin di cederai oleh oknum yang tergabung dalam OKP, dimana seorang pria memabawa karton bertuluskan "Hidup janda berikan kami janda muda," tulisan yang sangat tidak pantas, sebuah hal yang jauh dari substansi dari gerakan seorang aktivis itu sendiri terkait aksi pada waktu itu menyoal omnibus law.

Khoerul Hidayat aktivis PMII Purwakarta sangat menyayangkan tindakan tersebut.

"Saya sangat menyayangkan ketika terbitnya berita terkait seorang aktivis organisasi atau menamai dirinya seorang organisatoris, melakukan prilaku yang tidak pantas, jauh dari cerminan seorang aktivis," ungkap Khoerul Hidayat atau yang sering disapa Othong ini.

Khoerul hidayat adalah ketua komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DR.KHEZ Muttaqien Cabag Purwakarta. Beliau angkat bicara terkait berita yang di muat oleh nyimpang.com yang di tulis oleh sahabati Yayu Nurhasanah.

Foto : saat aksi penolakan Omnibuslaw di Gedung DPRD Purwakarta/ aspirasijabar


Yayu yang menjabat sebagai ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) STAI DR.KHEZ.Muttaqien yang juga tergabung dalam sebuah organisasi keperempuanan di Purwakarta sekaligus founder organisasi tersebut yaitu SWARASAUDARI, yang dimna organisasi tersebut fokus terhadap kasus dan isu keperempuanan, terkait pelecehan seksual dan juga menerima pengaduan-pengaduan perempuan yang menjadi korban, terkait tindakan-tindakan yang merugikan perempuan di Purwakarta.

"Kenapa saya ikut angkat biacara, maka sangat di benarkan ketika aksi kemarin sahabati Yayu nurhasanah melakukan respon yang sangat keras terhadap peserta aksi yang menyentuh martabat perempuan." Tambahnya.

PMII dengan lembaga semiotonomnya yaitu KOPRI sebuah lembaga pengembangan perempuan dimana di dalamnya fokus terhadap kesetaraan gender, menyuarakan hak-hak perempuan agar mendapatkan hak yang sama dengan lelaki, Kopri juga fokus diskusi terhadap isu-isu keperempuanan.

Lanjut Khoerul, hingga saat ini sahabat/i terus konsen menyuarakan hak-hak perempuan,

"Sayangnya terkait berita tersebut Purwakarta belum memiliki lembaga pengaduan resmi terkait kasus yang merugikan perempuan, secara prilaku, tulisan dan ferbal yang merugikan perempuan. Kami berharap dan mendorong pemerintah purwakarta kedepannya harus memiliki lembaga terkait keperempuanan seperti komnas perempuan dan sebagainya, terkait kasus perempuan yang membutuhkan perlindungan." Tutup Khoerul.

Khoerul juga berharap, kejadian ini tidak terulang kembali karna seorang aktivis harusnya bisa berada dalam posisi yang bijaksana dalam bersikap, lebih lagi harusnya dapat berfikir lebih cerdas karena seorang organisatoris di bekali oleh berbagai macam referensi buku bacaan, untuk memenuhi gudang ilmunya dan mengerti betul dalam etika menulis. Apalagi ketika berpendapat di muka umum.

(Kus)

TerPopuler