Menjadi Mucikari Prostitusi Online, Sepasang Suami Istri Ditangkap Sat Reskrim Polres Majalengka -->

Menjadi Mucikari Prostitusi Online, Sepasang Suami Istri Ditangkap Sat Reskrim Polres Majalengka

30 Apr 2021, April 30, 2021
Pasang iklan
Aspirasijabar | Polres Majalengka - HH (35) dan DA (29), sepasang suami istri asal Kabupaten Majalengka, ditangkap oleh satuan reserse kriminal (Satreskrim) Polres Majalengka.

Keduanya diduga menjadi mucikari prostitusi online di sebuah kos-kosan di wilayah Majalengka wetan, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, dengan tarif Rp. 500 ribu sekali kencan.

Kapolres Majalengka AKBP Syamsul Huda melalui Kasat Reskrim AKP Siswo DC Tarigan mengatakan, kasus prostitusi online ini terungkap setelah menerima laporan dari masyarakat. Lalu informasi tersebut ditindaklanjuti dengan penyelidikan personel Satreskrim Polres Majalengka.

"Jadi awalnya anggota kami menyamar dulu (pura-pura jadi pelanggan), lalu setelah pelaku menunjukkan lokasinya kemudian petugas melakukan penggerebekan ke kos-kosan yang dijadikan tempat prostitusi," ujar AKP Siswo saat jumpa pers, Kamis (29/4/2021).

Dari lokasi tersebut polisi berhasil mengamankan dua orang perempuan dari lokasi penggerebekan. Dikatakan Siswo, dua perempuan tersebut salah satunya korban berinisial KM (14) dan satunya lagi adalah DA yang merupakan mucikari KM sekaligus kakak kandungnya sendiri.

"Setelah kami dalami ternyata DA juga melayani pria hidung belang, uniknya pelanggannya itu di dapat dari suaminya sendiri berinisial HH," kata Siswo. Selain menangkap pelaku, polisi juga berhasil menyita uang tunai Rp. 500 ribu dan satu buah ponsel.

Kendati, berdasarkan hasil penyidikan, sepasang suami istri tersebut diketahui, menjalankan bisnis gelapnya itu melalui aplikasi Me Chat. "Kurang lebih sudah berjalan selama dua bulan," tuturnya.

DA dijerat pasal 88 Undang-undang No. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman 10 tahun penjara. Sedangkan, HH dijerat pasal 45 Undang-undang No. 19 tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik, dengan ancaman 6 tahun penjara.


Red,

TerPopuler