Aspirasi Jabar || Bandung, Jawa Barat - Program Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Bandung masih memiliki tantangan dalam menjangkau seluruh masyarakat dan menyesuaikan program dengan kebutuhan masyarakat. Walaupun perangkat kerja program KB masih eksis di beberapa kecamatan, ternyata masih ada kesenjangan dalam pelayanan dan pengetahuan masyarakat terkait program KB, khususnya mengenai metode kontrasepsi pasca persalinan (MOP) dan pas operasi tubes (Pasomi). Kamis(8/5/2025)
"Di beberapa kecamatan, perangkat kerja program KB masih eksis, termasuk PLKB, Pos KB, dan sub KB. Namun, kenyataannya masih ada kesenjangan dalam pelayanan dan pengetahuan masyarakat terkait program KB, khususnya mengenai MOP dan Pasomi," ungkap Cecep Suhendar Ketua Komisi D Partai Golkar.
Salah satu tantangannya adalah kurangnya penyuluhan mengenai program KB di masyarakat. Jumlah PLKB yang ideal seharusnya satu orang per desa, namun kenyataannya masih banyak yang merangkap beberapa desa. Hal ini mengakibatkan penjangkauan masyarakat terbatas dan kesadaran mengenai KB pun masih rendah.
"Perlu ada penyuluhan kepada masyarakat tentang program KB, terutama mengenai MOP dan Pasomi. Sayangnya, jumlah penyuluh masih kurang. Idealnya satu desa satu PLKB, tetapi sekarang baru 173 PLKB untuk 280 desa, artinya masih ada yang merangkap beberapa desa," jelas Cecep
Selain itu, masih ada beberapa syarat untuk melakukan Pasomi yang tidak mudah dipenuhi semua orang, seperti minimal memiliki tiga anak dan berusia 40 tahun. Hal ini menyebabkan program Pasomi tidak terjangkau oleh semua kelompok masyarakat.
"Untuk melakukan Pasomi, salah satu syaratnya anak minimal tiga dan usia 40 tahun. Ini mengakibatkan tidak semua masyarakat bisa mengakses program ini," tambahnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, dibutuhkan upaya peningkatan kesadaran masyarakat tentang program KB, peningkatan jumlah penyuluh, dan penyesuaian syarat program agar lebih mudah diakses oleh semua kelompok masyarakat. Semoga dengan solusi yang tepat, program KB di Kabupaten Bandung dapat berjalan efektif dan mencapai tujuannya untuk menciptakan keluarga yang sejahtera dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.