-->

Notification

×

Iklan

Bupati Bandung Resmikan Diklat Kejuruan Bahasa Jepang Dan Bahasa Korea Gratis

28 Jul 2021 | Juli 28, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-07-28T09:17:29Z

Aspirasijabar | Bandung - Bupati Bandung HM Dadang Supriatna menyematkan tanda peserta kepada salah satu anggota pendidikan dan pelatihan bahasa Jepang dan bahasa Korea, di Aula Lembaga Pendidikan Kerja (LPK) “Y” Seoulina Desa Jelegong Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, Selasa (27/7/2021).

Bandung HM Dadang Supriatna secara resmi membuka kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) kejuruan bahasa Jepang dan bahasa Korea kerjasama dengan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung di Aula Lembaga Pendidikan Kerja (LPK) “Y” Seoulina Desa Jelegong Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, Selasa (27/7/2021).

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) kembali membuka pendidikan dan pelatihan bahasa Jepang dan bahasa Korea secara gratis bagi masyarakat yang ingin bekerja di Korea Selatan.

Kang DS, sapaan akrab Bupati Bandung mengatakan, Pemkab Bandung telah memberikan layanan serta latihan bagi para calon tenaga kerja semenjak ia masih menjadi anggota DPRD Kabupaten Bandung.
“Setidaknya Pemda telah berupaya berikan layanan pendidikan dan latihan agar dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas diberbagai aspek, yang mampu bersaing pada era globalisasi,” katanya.

Kang DS menuturkan, adapun bagi masyarakat yang mau dan akan mengikuti pelatihan bahasa Jepang dan Korea masih terbuka. “Karena peserta diklat tidak dibatasi dan tidak dipungut biaya, karena sudah ditanggung dari APBD Kabupaten Bandung,” katanya.

Orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini turut berpesan
kepada para peserta diklat agar dapat memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.

Sementara itu, Ketua Yayasan LPK Seoulina Rahmat mengucapkan banyak terimakasih kepada Bupati Bandung yang telah membuka diklat bahasa Jepang dan bahasa Korea ini.

“Kita berharap para siswa yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan memiliki potensi yang baik dan berkualitas mendapat fasikitas untuk bekerja. 

Bagaimana pun caranya para lulusan LPK yang berkompeten agar dapat terserap oleh perusahaan ataupun industri yang ada di Kabupaten Bandung dan luar negeri,” harap Rahmat.
Rahmat mengungkapkan antusiasme masyarakat terhadap program pendidikan dan pelatihan gratis dari Dinas Ketenagakerjaan ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Kali ini, peserta yang mendaftarkan diri dan berebut untuk mengisi kuota peserta. Saat proses seleksi gelombang pertama hampir rampung. Beberapa kriteria penilaian sendiri dititikberatkan pada hasil serangkaian tes mulai dari kesehatan, IQ hingga psikologis,” jelasnya.

”Namun kami tidak memasukan nilai akademis di sekolah dalam penilaian calon peserta pelatihan. Soalnya yang menilai layak tidaknya mereka bekerja di Korea, nantinya orang Korea sendiri dan tidak memperhatikan nilai di sekolah,” pungkasnya. (tim)

Spread the love Navigasi pos
Bupati Bandung Ajak ASN Bantu Warga yang Terdampak Covid-19
PemDes Haurpugur Kecamatan Rancaekek Bagikan Insentif Kader Posyandu.

Orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini turut berpesan
kepada para peserta diklat agar dapat memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.

Sementara itu, Ketua Yayasan LPK Seoulina Rahmat mengucapkan banyak terimakasih kepada Bupati Bandung yang telah membuka diklat bahasa Jepang dan bahasa Korea ini.

“Kita berharap para siswa yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan memiliki potensi yang baik dan berkualitas mendapat fasikitas untuk bekerja. Bagaimana pun caranya para lulusan LPK yang berkompeten agar dapat terserap oleh perusahaan ataupun industri yang ada di Kabupaten Bandung dan luar negeri,” harap Rahmat.

Rahmat mengungkapkan antusiasme masyarakat terhadap program pendidikan dan pelatihan gratis dari Dinas Ketenagakerjaan ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Kali ini, peserta yang mendaftarkan diri dan berebut untuk mengisi kuota peserta. Saat proses seleksi gelombang pertama hampir rampung. Beberapa kriteria penilaian sendiri dititikberatkan pada hasil serangkaian tes mulai dari kesehatan, IQ hingga psikologis,” jelasnya.

”Namun kami tidak memasukan nilai akademis di sekolah dalam penilaian calon peserta pelatihan. Soalnya yang menilai layak tidaknya mereka bekerja di Korea, nantinya orang Korea sendiri dan tidak memperhatikan nilai di sekolah,” pungkasnya

Jurnalis : Emur Permadi
×
Berita Terbaru Update