Aspirasijabar | Morotai - Dendam di Pemilihan (Pilkades),
Dua Siswi SDN Inpres di Desa Libano Kecamatam Morotai Jaya, Kabupaten Pulau Morotai Maluku Utara, tidak dinaikan kelas oleh Kepala Sekolah (Kepsek) Desa Libano, Hermina Namotemo.
Hal ini, diungkapkan oleh Orang tua/wali, Evan Bunga, kepada wartawan bahwa, anaknya bernama Sentiana Bunga tidak dinaikan kelas oleh Kepsek, karena dendam di Pilkades.
"Dikaitkan dengan Pilkades kemarin berbeda pilihan itu so selesai, setelah kemarin tong punya anak terima buku raport itu dong kase tunggu dengan Dendam itu. Katanya dong dendam saya itu sampe mati,"ungkapnya.
Atas tindakan Kepsek, ia mengaku ujur sebagai orang tua, pernyataan Kepsek dengan dendam kepada saya sampai mati. Maka yang pasti anak saya hanya di kelas 1 terus.
"Kalau kira kira sampai 10 tahun berarti saya punya anak tetap di Kelas 1 terus,"ucapnya.
Dari masalah ini, Evan menceritakan, saat itu dirinya menyuruh istrinya memgambil raport ke Kepala Sekolah dengan membayar Rp 50 ribu. Lalu Istrinya hendaknya bertemu dengan Kepsek
Saat bertemu, Kespsek lansung menyampaikan hasil raport. Bahwa anaknya tidak naik kelas. Alasan, karena dendam tehadap suaminya saat bedah pilihan di Pilkades lalu.
"Cuma Mince (Istri Evan Bunga, red) ngoni punya anak tara naik kelas. Terus maitua bilang iyo sudah tara apa tong punya anak bodoh berarti kalau sampe tara naik kelas. Tapi Kepsek bilang ceh tarada ngoni punya anak itu dia pintar di kelas itu,"ceritanya.
Lanjut Evan, saat itu kepada Istrinya Evan, Kepsek menyampaikan bahwa. Akibat dari tidak naik kelas anaknya itu, karena masih ada dendam mendalam.
"Tapi yang torang tara senang itu tong punya dendam Evan ngoni punya laki dan itu sampe mati. Makanya itu torang yang tahan tara naik kelas. Sebenarnya tu dia naik kelas karena dia pintar,"tuturnya.
Untuk memastikan itu, Evan pun menanyakan ke Wali Kelas anaknya. Namum Pihak Wali Kelas bilang Murid atas nama Sentiana Bunga adalah Mudrid yang pintar di Kelas 1.
"Terus tong koordninasi dengan Wali Kelas. Wali kelas bilang murid terpintar ada dua saja di kelas itu"paparnya.
"Dan hari itu saya kase naik laporan ke Kepala Desa. Saya bilang pak Kades bagimana ini ngoni punya anak ini bagini dan pak Kades lansung telphone di Kaur Desa,"tambah dia.
Kepala Desa Libano, Desmon Durikasi, didampingi Kaur Keuangan, Doni Hito, membenarkan, bahwa benar adanya masalah ini.
"Itu yang pak Evan sampaikan dia betul. Dia (Kepeala Sekolah) dendam jadi tara kase naik kelas. Itu kepala sekolah bilang bagitu,"tuturnya.
Masalah ini, dirinya sebagai Pemerintah Desa Libano menindaklanjuti untuk menanyakan ke pihak Kepala Sekolah tersebut. Namun pengakuan Kepesek itu serupa apa yang disampaikan orang tua/wali Ke pihak Pemdes.
"Itu betul, yang bapak Evan sampaikan itu tidak salah karena saya yang sampaikan begitu, dan mamng saya dendam di pak Evan. Saya tidak kase naik kelas,"timpalnya.
Hal ini, Sehingga sehingga keluhan yang disampaikan ke Pihak Pemdes, lansung ditindaklanjuti ke Dinas Pendidikan.
"Dinas Pendidikan janji bahwa minggu depan panggil. Tapi dorang tetap melakukan panggilan terhadap kepala sekolah. Untuk proses masalah ini karena memang sikap inikan semacam sudah menggangu mental anak anak,"terangnya.
Tak hanya itu, Namun Desmon juga mengungkapkan bahwa, tindakan dilakukan oleh Kepsek itu bukan hanya satu siswa melainkan ada siswi lain juga.
"Kalau yang satu Dea Rajab itu dalam raport pendidikan itu. Itu ditulis anak itu naik kelas. Namun setelah dari libur kemarin anak itu dari kelas tiga naik ke kelas 4, setelah duduk di kelas 4 wali kelas 4 kase keluar dia. Katanya itu hanya salah penulisan,"jelasnya.
Siswi atas nama Dea Rajab, Desmon menuturkan bahwa dia ini sebenarnya tidak naik kelas juga, sehingga saat itu ia diusir dari ruang kelas 4.
"Anak itu pulang, jadi ketika dong punya orang tua suruh besok sekolah dia so tara mau karena dia macam malu karena awalnya dia diusir dari kelas,"tuturnya.
Ia mengaku, masalah kedua siswi itu motifnya sama. Sehingga dirinya petintahkan dua kaur desa untuk mengklarifikasi hal ini
"Kemarin sore orang tua murid ini datang dan buat pengaduan ke Dinas Pendidikan dan saya danpingi,"akunya.
"Jujur saya sebagai Pemerintah Desa tidak mau ada imbas dari Persoalan ini. Alangkah lebih baik kalau disampaikan ke Dinas yang berwenang bisa memanggil kepala sekolah untuk menyelesaikan masalah ini, jangam sampai bisa terjadi gejolak disana. Saya tidak mau itu,"pungkasnya.
Terkait dengan laporan orng tua siswa terhadap keala sekolah SD negeri Libano kepala dinas pendidikan Revi Dara menyesali perbuatan kepsek Libano dan akan memanggil yang beraangkutan intuk di mintai pertanggung jawabannya, lanjut Kadis dia akan saya berhentikan dari kepsek SD impres Libano terang kadis yang saat ini menjabat sebagai Pj Sekda.(oje)