Morotai, Maluku Utara - Dibangun dengan miliaran rupiah, sejumlah besar bangunan peninggalan mantan Bupati Benny Laos di wisata Pulau Dodola, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara rusak parah.
Bangunan wisata tersebut diantaranya kuliner, tempat pertemuan, bithouse dan dua jembatan baik jembatan love penghubung hutan mangrove serta jembatan cape of Talimau Pulau Dodola.
Amatan media ini, Minggu (21/04/2024) kemarin, tampaknya beberapa bahan bangunan seperti kuliner, market dan tempat pertemuan sudah banyak yang rusak.
Dari ketiga bangunan tersebut terlihat sudah banyak yang ambruk seperti plafon kuliner, plafon bithouse dan plafon tempat pertemuan.
Selain itu, kondisi kedua jembatan baik jembatan Love dan jembatan cape of Talimau yang terletak di Pulau Dodola, juga mengalami kerusakan parah.
Dimana kedua jembatan yang panjangnya kurang lebih 100 meter yang dibangun pada tahun 2019 lalu yang terbuat dari kayu ini tidak bisa lagi dilintasi para pengunjung, karena tiang penyangganya dan lantainya yang menggunakan bahan kayu sudah mengalami kerusakan parah.
Diduga penyebab jembatan mengalami kerusakan, karena kualitas material kayu yang digunakan untuk pembuatan jembatan tidak bagus.
Hal ini dapat terlihat, karena terdapat jembatan lainnya di Pulau Dodola yang materialnya sama seperti kedua jembatan tersebut. Tapi kayunya masih utuh, sementara kedua jembatan itu sudah mengalami kerusakan parah.
Sementara itu, Plt Kadis Parawisata (Kadispar) Pulau Morotai, Saban Lanoni mengaku tidak mengetahui pasti besaran anggaran pembuatan jembatan tersebut, karena dibangun dimasa mantan Kadis, Nona Duwila.
"Jadi ada beberapa bangunan yang dibangun di Pulau Dodola itu semuanya satu paket di tahun 2019 lalu, dijaman Kepala Dinas Pariwisata almarhuma ibu Nona Duwila,"katanya.
Ia berujar jembatan itu, dibangun sepaket dengan bangunan lainnya seperti, bothouse dan dua jembatan lainnya.
"Untuk besaran anggarannya saya tidak tau persis berapa jumlahnya, karena saya tidak terlalu terlibat waktu itu, tapi kontraktornya itu kalau tidak salah itu Ibu Ainun dari Manado. Jadi nanti kita akan lihat kembali dokumennya,"ucapnya.
Ia juga mengakui, bahwa hampir sebagian besar bangunan di Pulau Dodola telah mengalami kerusakan.
"Harus kita akui memang hampir sebagian besar fasilitas yang terdapat di Pulau Dodola mengalami kerusakan, bahkan ada yang sudah kategorikan cukup parah,"timpalnya.
Lanjutnya, dibeberapa tahun setelah bangunan itu dibangun, tidak ada anggaran untuk rehab dan lain sejenisnya.
"Jadi sejauh ini sampai detik ini tidak ada, tapi saya sudah dipanggil asisten I, untuk bersama Bappeda turun langsung kelapangan untuk lakukan pengecekan,"imbuhnya.
"Setelah lakukan mengecekan dan didata semua kerusakan, kita buat perencanaan untuk masukan dalam anggaran tahun 2025. Kaban Bappeda juga sudah iyakan untuk perencanaan perbaikan pada tahun 2025. Tapi, kita hitung dulu untuk kerusakan totalnya berapa. Nanti kita masukan didalam permintaan itu,"tuturnya.
Ia menambahkan, telah mencoba untuk komunikasikan dengan pimpinannya, sudah saatnya fasilitas di Pulau Dodola yang mengalami kerusakan segera diperbaiki, mengantipasi terjadi kerusakan lebih parah.
"Mudah-mudahan anggaran perbaikan, bisa terakomodir supaya ditahun 2025 bisa kita lakukan perbaikan,"harapnya (Oje)