Aspirasi jabar || Rembang - Pemerintah Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, menegaskan sikapnya terkait polemik penutupan operasional pabrik semen di wilayahnya. Kepala Desa Kundari, S.E., menyatakan bahwa masalah utama bukan pabrik semen itu sendiri, melainkan pengamanan aset desa, khususnya jalan desa yang menjadi akses vital bagi banyak pihak.
Kundari menjelaskan bahwa hingga kini belum ada komunikasi resmi dari pihak pabrik semen terkait permasalahan jalan desa yang telah berlangsung bertahun-tahun. Ia menegaskan bahwa semua pihak harus tunduk pada aturan yang berlaku.
Jalan desa yang menjadi sorotan digunakan oleh lebih dari 10 IUP batu gamping, petani, dan masyarakat antar desa dan antar kabupaten. Pemdes Tegaldowo menekankan bahwa jalan tersebut merupakan fasilitas umum yang harus diamankan dan difungsikan untuk kepentingan bersama.
Kundari membantah isu yang menyebutkan Pemdes meminta kompensasi dana Rp 1,5 miliar per tahun dari pabrik semen. Ia menyebutnya sebagai fitnah. Ia menjelaskan bahwa pada 2020 telah ada kesepakatan resmi antara desa, Sekda, dan OPD terkait untuk mengembalikan fungsi jalan desa yang hilang atau menggantinya, namun hingga kini belum direalisasikan. Sebuah tawaran Rp 2 miliar dari pihak semen melalui Abdul Manan juga telah ditolak oleh perangkat desa dan Ketua BPD.
Pemdes Tegaldowo bertekad untuk mempertahankan aset desa dan akan mengambil langkah hukum jika ada upaya untuk membatalkan sertifikat hak pakai jalan desa tersebut. Jalan desa harus tetap menjadi milik desa dan bermanfaat untuk masyarakat luas.
Laporan : Jum
