Aspirasi Jabar Morotai - Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pulau Morotai, M. Basri Sabadar, menegaskan bahwa pihaknya tidak mengalami kekurangan tenaga pendidik meskipun sejumlah sekolah yang sebelumnya ditutup kini kembali diaktifkan.
Pernyataan tersebut disampaikan Basri merespons isu yang beredar terkait minimnya jumlah guru setelah sekolah-sekolah tersebut dibuka kembali.
"Semua guru sudah terpenuhi. Dengan dibukanya kembali sekolah-sekolah yang sebelumnya ditutup, saya kira mutu pendidikan justru akan semakin meningkat," ujar Basri, Senin 07 Juli 2025.
Ia menambahkan bahwa sebelumnya sistem penggabungan siswa ke sekolah unggulan berdampak pada penurunan mutu pendidikan Morotai. Hal ini terlihat dari peringkat kualitas pendidikan yang sempat turun ke posisi sembilan dari sepuluh kabupaten/kota di Maluku Utara sejak 2017. Padahal, pada masa pemerintahan Bupati Rusli Sibua sebelumnya, Morotai pernah menempati posisi kedua.
"Sekarang posisi kita sudah naik ke peringkat tujuh. Kami optimis, dengan distribusi guru yang merata dan reaktivasi sekolah-sekolah yang sempat ditutup, mutu pendidikan Morotai bisa meningkat lagi. Target kami pada tahun 2026 bisa mencapai posisi ketiga atau bahkan kedua," tuturnya.
Untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan tersebut, Disdikbud Morotai juga akan melaksanakan pelatihan guru bekerja sama dengan Stimulan Institut.
Selain itu, Basri mengungkapkan bahwa dengan adanya pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Morotai kini mengalami surplus tenaga pendidik. Hal ini memastikan bahwa seluruh sekolah akan terisi guru secara merata dan tidak ada lagi kekurangan tenaga pengajar.
"Semua ini akan dinilai oleh Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) berdasarkan laporan capaian hasil belajar siswa. Jadi kami benar-benar serius dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Morotai," pungkasnya.(oje)
