Kembali Ditemukan Paku Karatan pada Makanan Peserta Karantina Covid-19 Morotai -->

Kembali Ditemukan Paku Karatan pada Makanan Peserta Karantina Covid-19 Morotai

10 Agu 2020, Agustus 10, 2020
Pasang iklan





Aspirasijabar || Morotai - Kisah naas kembali menimpa salah satu pasien karantina Covid-19 Pulau Morotai yang di karantina pada Hotel Molokai Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan. Minggu (09-08-2020)

Ibu Wattimena ketika di sapa media ini, minggu malam-red, dia menuturkan kisah sedih menimpah dirinya, bahwa pada siang tadi setelah pihaknya  kembali dari Rumah Sakit untuk menjemput anaknya dan kembali ke tempat karantina untuk makan siang, namun dirinya menemukan sebuah paku karatan pada makanannya.

"Kejadian, awalnya jam setenga 9, saya dan anak saya ini penyakit mah, dan kecil (anaknya) nginap di rumah sakit sudah 6 hari karena sakit maag jadi rujuk ke rumah sakit selama 6 hari. Setelah balik, anak itu tidak bisa makan yang keras dan juga berminyak, jadi saya minta anak saya di Desa Sabatai Bikin bubur dan antar ke sini"tuturnya

Setelah itu pihaknya mengambil kotak makan untuk dimakan mengingat dirinya juga menimpah penyakit maag namun ternyata didalamya ada sebuah paku karatan.

"soal makan, setelah saya ambil dan makan, awalnya saya pake sendok dan angkat makanan mau makan, pertama saya kira ada kertas di makan, tapi setelah saya ambil dan angkat ternyata paku pompah yang sudah berkarat"ungkapnya 

Melihat hal itu, saya petangan dingin dan lepas makanan dan lapor ke petugas hotel, selama saya karantina saya tidak dapat makanan seperti ini nanti sekarang baru dapat bagini.katanya

Untuk itu, pihaknya berharap kepada petugas ketring makanan supaya lebih memperhatikan saat mengisi makanan supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi.

Selain itu, Ibu Wattimena menceritakan kisah sedihnya saat Karantina Covid-19 di SD Unggulan Morotai dan mengalami penyakit maag.

"saat masih karantina di SD Unggulan tidak perna di kasih obat jadi saat saya punya maag kambuh, saya keluar air kecil saja saya meraya ke Kamar Mandi"

Setelah itu saya telpon suami saya agar minta di rujuk ke RSUD tapi saat petugas datang bilang ibu belum bisa di rujuk karena ibu masih kuat belum terlalu lemas selain ibu sudah munta bercampur darah sampai lemas baru kita rujuk.

Saat itu juga saya katakan, makanan di karantina saya tidak bisa makan karena lambung saya sudah maag, tidak bisa makan keras, pedas dan berminyal, namun saat saya minta obat katanya obat sudah habis jadi saya harus keluar minta izin untuk beli obat.

Selama sepuluh hari di SD Unggulan, saya bersama anak saya pinda di sini (Hotel Molokai) dan anak saya sudah muntah-muntah tapi tidak ada obat setelah itu muntah lagi sudah bercampur darah sedikit.

Kembali saya minta di petugas kalau bole bawa ke dokter minta obat, tapi tidak ada yang respon, nanti hari ke empat baru di kasih vitaminnya. Pada hari ke empat itu dia munta sampai lemas.(Oje)

TerPopuler