Diduga Salah Satu Oknum Kades Kecamatan Pamulihan Kab Sumedang Melecehkan Wartawan Dan LSM. -->

Diduga Salah Satu Oknum Kades Kecamatan Pamulihan Kab Sumedang Melecehkan Wartawan Dan LSM.

17 Des 2020, Desember 17, 2020
Pasang iklan
Bp.Jaelani Selaku ketua bidang inpetigasi SIMPE

Aspirasijabar | Sumedang- Terkait adanya dugaan pelecehan profesi wartawan dan LSM yang dilontarkan oleh oknum Kepala Desa di wilayah kabupaten Sumedang yakni Kepala Desa (Kades) Citali Nana Suryana yang menyebut "Wartawan hanya dagang koran dan LSM hanya tukang gebrak, ketua bidang inpetigasi bagian hukum )solidaritas insan media dan penulis (SIMPE ) angkat Bicara.

JAELANI mengatakan, kalimat yang di lontarkan oknum Kepala Desa yang didengarnya melalui rekaman yang diserahkan oleh salah satu jurnalis sangat tidak pantas untuk dilakukan. Seharusnya sebagai pelayan publik dan pelayan masyarakat, dia memahami tentang etika dalam berbicara.

Apalagi yang melakukan konfirmasi untuk meminta keterangan terkait adanya pemotongan BLT-DD di desanya adalah wartawan yang sedang melakukan tugas jurnalisnya sebagai pengemban UU 40 tentang Pers dan UU keterbukaan Publik,” Tandasnya.

Apa yang diucapkan Kepala Desa saat dimintai keterangan oleh salah satu wartawan, walaupun telah memberikan keterangan terkait kebenaran pemotongan BLT-DD tersebut.

Kalimat yang dilontarkannya seorang kepala Desa itu sungguh tidak pantas. 

Pasalnya tidak semua media di jaman digital ini mengangkat pemberitaan melalui cetak atau Koran , Sekalipun media cetak, tugas wartawan itu bukan dagang Koran seperti loper, ” Ujar JAELANI

Jaelani menjelaskan, “Pada dasarnya Pers ataupun wartawan merupakan Pilar ke empat Demokrasi setelah Ekskutif, Legislatif dan Yudikatif. 

Walaupun berada di luar sistem politik formal namun keberadaan Pers/Wartawan memiliki posisi strategis dalam informasi massa, guna memberikan pendidikan dan informasi kepada publik sekaligus menjadi alat kontrol sosial.

Oleh karena itu, ketua bidang inpetigasi bagian hukum,solidaritas insan media dan penulis (SIMPE) ini berharap para kepala Desa dimanapun berada seharusnya memahami tugas wartawan,” Imbuhnya.
Lebih lanjut jaelani mengatakan, “sudah sepatutnya jika seorang Pimpinan Pemerintaan seperti Kepala Desa, bisa menjalin hubungan Baik dengan Wartawan seeta saling menghormati dan tidak merendahkan satu sama lain.

Saya rasa, harusnya ada sinergi dari berbagai aspek. Hubungan baik antara Pemerintahan dengan wartawan harusnya dijaga, saling menghormati satu sama lain Kalau itu bisa terjaga, akan terjadi sebuah hubungan yang baik untuk kemajuan desa itu sendiri.

Menjadi seorang pewarta atau wartawan itu bukanlah suatu hal yang mudah ,Untuk itu, seharusnya tidak perlu harus mengejek profesi wartawan atau profesi apapun, harapnya.

Enggak gampang jadi wartawan itu Dalam mencari sebuah berita, seorang wartawan terkadang harus berada di tempat yang bahkan membahayakan dirinya sendiri agar mendapatkan fakta yang aktual untuk diinformasikan," Tambah jaelani

Terkait adanya Pemotongan BLT-DD, jaelani berkomentar karena tidak di perbolehkan dengan dalih apapun dan jelas sudah ada aturannya dan apa bila ada pemotongan dana BLT tersebut seharusnya di laporkan dan harus di tindak secara aturan hukum yang berlaku, Dan dirinya meminta kepada kepala Desa Citali, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang yang itu dilakukan atas kehilapannya, segeralah minta maaf supaya permasalahannya tidak berlarut larut, apalagi juga menyinggung nama LSM.

Tapi kalau memang hal itu sengaja dilakukan, kita juga tidak akan tinggal diam. Dan tentunya akan memicu reaksi sejumlah media Online, dan cetak “ Pungkasnya.


(Itang / Jay)

TerPopuler