Tudingan Diskriminasi Siswa Tidak Naik Kelas, Kepsek di Morotai Bersumpah, Itu Tidak Benar -->

Tudingan Diskriminasi Siswa Tidak Naik Kelas, Kepsek di Morotai Bersumpah, Itu Tidak Benar

26 Jul 2022, Juli 26, 2022
Pasang iklan



Aspirasijabar ||Morotai -- Kepala Sekolah (Kepsek) dan dua guru wali kelas SD Inpres Libano Kecamatan Morotai Jaya,  Kabupaten Pulau Morotai,  Maluku Utara, jalani pemeriksaan di Kantor Dinas Pendidikan Pulau Morotai, Senin (25/7).

Amatan media ini, proses pemeriksaan berlansung mulai pukul 09. 00 WIT di ruang Bidang Ketenangan, pemeriksaan Kepsek SD Inpres Libano dan Dua Guru Wali Kelas. 

Ketiga tenaga pendidik itu jalani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Guru berlansung 4 jam lebih, terkait dengan kasus dugaan diskriminasi kenaikan kelas diduga dendam politik Pilkades oleh Kepsek SD Inpres Libano Hermina Namotemo terhadap dua Siswi. 

Diketahui, Kedua Siswi atas nama Sentiana Bunga Kelas 1, dan Dea Rajab Kelas 3 SD Inpres Libano.

Kepala Sekolah SD Inpres Libano, Hermina Namotemo ketika diwawancara tandaseru.com, usai jalani BAP Guru, dirinya membantah adanya pengaduan orang tua wali murid itu. Bahwa hal itu tidak benar. 

Sebelum menjelaskan lebih lanjut, ia hendaknya menceritakan masalah sebenarnya. Ia mengaku bahwa saat itu Evan Bunga (Orang Tua/Wali, red) dalam keadaan mabuk dan mengancam Kepsek.

"Pada waktu itu sesuda pilkades bapak Evan ada ancam sama saya dalam keadaan mabuk. Dia masuk rumah di rumah saya, dia tidak duduk di kursi dan hanya duduk dilantai saja,"ungkap Hermina. 

Evan, kata Kepsek dia mengancam saya. Ternyata Evan juga diketahui adalah ketua Tim Pemenang Pilakdes saat itu di Desa tersebut.

"Jadi dia sampaikan begini bahwa cepat atau lambat ibu (Kepsek) akan mutasi ke Desa Kolorai dan saya punya anak yang operator itu Desa Samiyamau. Pak Evan itu kan ketua Tim kepala Desa yang menang,"kata dia. 

"Saat itu saya menjawab bagini ke pak Evan. Bahwa saya kan tidak ikut pilih dan kenapa bapak Evan ancam saya,"tambah dia. 

Ia mengaku, selain di Sekolah siswi atas nama Sentiana Bunga itu harus banyak belajar di rumahnya, sebab Kata Kepsek dari belajar membaca dan hitung-hitungan masih sangat minim. 

"Jadi cara menghitung ini sering lihat (Nyontek) dari temannya saja dan membaca juga masih ejaan, jadi tetap kami bimbing di Sekolah,"akuinya. 

Kepsek bilang, aduan yang disampaikan oleh pihak Orang Tua Wali dan Pemdes Desa Libano ke Dinas Pendidikan, terkait masalah ini tidak benar, bahkan ia bersumpah. 

"Bukan, saya basumpah demi tuhan kalau saya dendam dengan hal politik. Itu tidak benar,  tapi nilai tidak bagus sesuai dengan nilai. Saya ba sumpah,"timpalnya. 

Iapun memaparkan, setidaknya ada  9 Siswa Kelas 1 itu tidak naik kelas di Sekolah tersebut. Melainkan bukan 1 orang saja yang tidak naik kelas. 

"Jumlah siswa kelas 1 ada 17 orang, ada 8 yang naik 9 orang tidak naik. Ada juga yang tidak tau tulis tidak tau membaca,  dan ada juga tidak ikut ulangan, terus ada 3 bulan tidak masuk sekolah karena takut vaksin,"paparnya.

Jadi inti dari masalah ini, dirinya tetap siap jika di BAP oleh Dinas Pendidikan soal pengaduan pihak orang tua/wali murid itu. 

"Dinas panggil saya siap,  dan saya buktikan dengan nilai-nilai raport saya buktikan dengan absen kehadiran sekolah,"tegas dia. 

Sementara itu, Kabid  Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pulau Morotai,  Abdul Majid, menjelaskan, karena ada laporan masuk ke Kepala Dinas Pendidikan ia lansung menindak lanjuti. 

"Beliau mengambil langkah cepat memerintahkan kami untuk mengambil langkah cepat memeriksa Kepala Sekolah SD Inpres Libano dan ternyata apa yang disampaikan ke kita itu kita berhasil koreksi data-data berapa banyak jumlah siswa secara keseluruhan di sekolah yang bersangkutan dan berapa banyak siswa yang naik dan tinggal di kelas,"kata Abdul. 

Abdul bilang, tidak hanya memanggil Kepsek saja. Namun dirinya juga mengoreksi jumlah siswa kelas 1 yang tidak naik sekolah. 

"Dari jumlah siswa kelas 1 sampai kelas 5 karena kelas 6 sudah lulus, dan alasan apa sehingga tidak naik kelas,"ujarnya. 

Kepada Kepsek,  ia juga menegaskan apakah ada upaya -upaya untuk melakukan pembinaan terhadap siswa/siswi yang malas sekolah.

"Terus apa usaha Kepala Sekolah jika siswa yang bersangkutan tidak masuk ulangan. Terus beliau menjawab hanya mendatangi siswa kerena mungkin sakit,"tukasnya. 

Namun, Kata dia bahwa Kepsek mengungkapkan pada kenyataan nya banyak siswa tidak ikut ulangan lantaran siswa ikut orang tua ke Kebun dan juga sebagian ikut orang tua saat bepergian ke Tobelo Halmahera Utara.

"Itu menurut kepsek seperti itu,"katanya. 

Lanjut, karena ini soal informasi bedah pilihan pada Pilkades lalu, setelah saya koreksi ternyata bukan di pasca pemilihan. Namun masalah ini sebelum saat pembagian raport  itu yang besangkutan (Evan Bunga) sempat mabuk dan mendatangi rumah Kepsek. 

"Tapi saya juga belum tahu karena ini baru satu pihak jadi kita belum menarik kesimpulan,"jelasnya. 

Lanjut dijelaskan, Kata Abdul ancaman dan kalimat disampaikan oleh Evan Bunga itu. Bahwa cepat atau lambat ibu Kepsek dan pak Viktor Mook operator Sekolah Dana Boss akan dimutasi.

"Itu diancam mutasikan ke Kolorai dan Saminyamau. Terus ada tambahan lagi,  biar ngoni sarjana tapi saya tara tamat SD tapi lebih pintar dalam hal Politik,"terangnya. 

"Dari masalah ini,  langkah selanjutnya kita upayakan memanggil bapak Evan ke Kantor Dinas Pendidikan untuk kita mintai keterangan, dan katanya kalau memang pernah diselesaikan di Desa, berarti kita juga harus panggil Kepala Desa,"pungkasnya.(oje)

TerPopuler