-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Program Ketahanan Pangan Desa Cikole: Dari Kegagalan Pemeliharaan Domba Menuju Kesuksesan Penggemukan Sapi

4 Feb 2025 | Februari 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-04T10:11:01Z

 
Aspirasi Jabar || Kabupaten bandung Barat  - Program ketahanan pangan yang digagas pemerintah pusat untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat di pedesaan terus dijalankan di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Dana Desa sebesar 20% dialokasikan untuk program ini, yang dijalankan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi masyarakat.
 
Pada tahun 2022, program ketahanan pangan di Desa Cikole dimulai dengan pengadaan domba, namun hasilnya kurang memuaskan. Kegagalan ini dikarenakan beberapa faktor, seperti bibit domba yang kurang berkualitas, minimnya pengalaman kelompok pengelola, dan masalah kesehatan domba.
 
"Program 2022 tidak maksimal keberhasilannya, baik dari sisi jumlah, kualitas bibit, hingga kesehatan domba. Ada yang belum melahirkan, sakit, bahkan hilang dan mati," ungkap H. Tajjudin, Kepala Desa Cikole.
 
Evaluasi dilakukan, dan Desa Cikole memutuskan untuk beralih ke penggemukan sapi pada tahun 2023. Pemdes menerapkan beberapa strategi untuk menghindari kesalahan yang sama, yaitu:
 
- Lokasi Terpusat: Tempat pemeliharaan sapi dipusatkan di satu titik, sehingga lebih mudah diawasi dan dikontrol.
- Tenaga Ahli: Diperkerjakan tenaga kerja profesional yang ahli dalam merawat sapi.
- Kelompok Terpilih: Pemdes membentuk kelompok khusus yang terdiri dari 3 orang berpengalaman untuk mengelola program penggemukan sapi.
 
Strategi ini dijalankan dengan tujuan untuk menyelamatkan Dana Desa dan mencegah kerugian akibat kegagalan program.
 
Pemilihan lokasi pemeliharaan sapi juga berdasarkan hasil musyawarah dengan BPD dan masyarakat. Tanah wakaf milik Yayasan Pesantren Nurul Huda yang belum digunakan dipilih sebagai lokasi yang strategis dan aman.
 
"Keputusan ini dibuat untuk pengamanan aset Desa yang merupakan milik warga. Program ketahanan pangan ini bukan milik pribadi, tetapi milik Pemdes untuk ketahanan pangan masyarakat," tegas H. Tajjudin.
 
H. Tajjudin juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik dengan warga, agar tidak ada kesalahpahaman mengenai program ini.
 
"Saya meminta semua aparat Desa dan pengurus RW untuk menyampaikan kepada warga, bahwa keputusan ini diambil untuk kebaikan bersama, agar program ini berjalan sukses," pintanya.
 
Saat ini, Desa Cikole memiliki 12 ekor sapi yang dibeli dari dana desa dan dikelola oleh kelompok yang profesional. Sapi-sapi ini diharapkan dapat menghasilkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, termasuk kebutuhan kurban dan darurat pangan.
 
"Sapi ini milik Pemerintah Desa untuk Program Ketahanan Pangan. Jika dibutuhkan, Pemdes siap menjualnya," tambah H. Tajjudin.
 
H. Tajjudin mengakui bahwa pemeliharaan sapi membutuhkan biaya yang cukup tinggi, sekitar Rp. 35.000 per ekor per hari.
 
"Tidak bisa sembarangan untuk merawat sapi, harus dirawat oleh orang yang benar-benar paham," jelasnya.
 
H. Tajjudin berharap program ini dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Desa Cikole.
 
"Program ini dijalankan secara transparan dan akuntabel, dan semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah dengan masyarakat," pungkasnya.
×
Berita Terbaru Update