Aspirasi Jabar Morotai-Peringatan Hari Lahir (Harla) Pancasila ke-80 tahun 2025 hari ini digelar dengan khidmat di Lapangan Upacara Mako Lanal Morotai, Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Senin 2 Juni 2025.
Upacara yang dimulai pukul 09.30 WIT ini mengusung tema "Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya," menandaskan komitmen bangsa terhadap nilai-nilai luhur Pancasila.
Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Danlanud Leo Wattimena, Kolonel Pnb Sukarno, sementara Komandan Upacara dipercayakan kepada Kasi Gaktib Kapten PM, Tri Wibowo.
Turut hadir dalam kegiatan ini sejumlah pejabat penting, di antaranya Bupati Pulau Morotai, Rusly Sibua, Wakil Bupati Rio Christian Pawane, Wakil Ketua I DPRD Jainudin Papala, Danlanal Morotai, Letkol Laut (P) Arif Priwadi Wibowo, Dandim 1514/Morotai yang diwakilkan Pasiter Lettu Inf Mustafa Patty, Kapolres Pulau Morotai AKBP Bobby Kusuma Adriansyah, Sekda Morotai Muhamad Umar Ali, serta para Asisten, Staf Ahli, dan Pimpinan OPD Kabupaten Pulau Morotai.
Dalam amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia yang dibacakan oleh Kolonel Pnb Sukarno, disampaikan bahwa Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2025 menjadi momentum penting untuk tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," ujar Kolonel Sukarno.
Lebih lanjut, pidato tersebut mengajak seluruh elemen bangsa untuk merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Pancasila mampu mempersatukan lebih dari 270 juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya, dan bahasa yang berbeda. Kebinekaan, dalam Pancasila, bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam sila pertama hingga sila kelima menuntun pembangunan bangsa dengan semangat gotong royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Dalam konteks pembangunan nasional, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia. Penekanan ini penting karena kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah, kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan, dan kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi.
Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila semakin nyata, seperti penyebaran paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial. Oleh karena itu, melalui Asta Cita, bangsa Indonesia dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital.
Kolonel Pnb Sukarno juga merinci empat poin penting dalam implementasi Pancasila:
1. Dalam dunia pendidikan, penanaman Pancasila perlu dilakukan sejak dini, tidak hanya dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian. Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter, dan kuat dalam integritas moral.
2. Di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan, dan berpihak pada rakyat. Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan.
3. Dalam bidang ekonomi, pembangunan harus dipastikan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya segelintir orang. Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ekonomi kerakyatan, dan koperasi harus terus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa.
4. Dalam ruang digital, perlu dibangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi, dan saling menghargai tetap harus ditegakkan. Pancasila harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya, dengan memerangi hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi melalui literasi digital dan semangat gotong royong.
BPIP, sebagai lembaga yang bertugas membina dan memperkuat ideologi Pancasila, terus berkomitmen menghadirkan berbagai program strategis, mulai dari pembinaan ideologi di lingkungan pendidikan, pelatihan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan aparat negara, penguatan kurikulum Pancasila, hingga kolaborasi lintas sektor.
"Semua ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupi dan dijalankan dalam tindakan nyata. Namun, tugas ini tidak bisa dijalankan sendiri. Kita semua, seluruh elemen bangsa dari pusat hingga daerah, dari pejabat hingga masyarakat, dari tokoh agama hingga pemuda, memiliki peran untuk menjadi pelaku utama pembumian Pancasila," tegas Kolonel Pnb Sukarno.
"Mari kita jadikan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila," ajaknya.
Ia menambahkan bahwa Indonesia yang maju tidak hanya secara teknologi, tetapi juga secara moral; Indonesia yang sejahtera bukan hanya dalam angka statistik, tetapi juga dalam rasa keadilan dan persaudaraan; serta Indonesia yang dihormati dunia bukan hanya karena kekuatan ekonominya, tetapi karena keluhuran budi dan kebijaksanaan rakyatnya.
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. Jika ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan. Akhirnya, seluruh elemen bangsa diajak untuk terus bergotong royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan.
"Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara," tutup Kolonel Pnb Sukarno.
Upacara ini diikuti oleh berbagai pasukan, meliputi satu SST Personel Kodim 1514/Morotai, satu SST Personel Lanal Morotai, satu SST Personel Lanud Leo Watimena, satu SST Personel Polres Pulau Morotai, satu SST ASN Pemda Kabupaten Pulau Morotai, satu SST Personel Satpol PP, dan satu SST Purna Paskibraka Pulau Morotai, yang menunjukkan kesatuan dan kolaborasi seluruh komponen masyarakat dalam memperingati hari bersejarah ini.(oje)