Purwakarta - Kebijakan terbaru dari pihak MBG yang mewajibkan seluruh suplai harus dilakukan melalui koperasi baru menimbulkan tanda tanya dan kekecewaan di kalangan masyarakat serta pelaku koperasi lokal di Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta.
Padahal, semangat besar yang ditekan Bapak Prabowo Subianto, adalah menghidupkan kembali koperasi rakyat koperasi merah putih sebagai wadah ekonomi kerakyatan yang kuat dan mandiri.
Namun sayangnya, langkah yang diambil oleh pengelola MBG justru dianggap tidak sejalan dengan visi tersebut. Dengan mendirikan koperasi baru alih-alih memberdayakan koperasi yang sudah ada, kebijakan ini terkesan menutup ruang bagi koperasi lokal yang selama ini berjuang tumbuh bersama masyarakat.
Dedi Supriadi Cakrabuana, Salah satu Tokoh Pemuda Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, turut menyoroti kebijakan ini.
“Seharusnya kebijakan besar seperti ini menjadi momentum untuk memperkuat koperasi yang sudah berdiri. Kalau setiap program justru membuat koperasi baru, maka semangat gotong royong ekonomi rakyat akan hilang arah.
Ini bukan menghidupkan koperasi lokal, tapi justru mematikan akar ekonomi rakyatnya,” tegas Dedi.
Lebih lanjut, Dedi juga berharap agar pihak MBG meninjau kembali arah kebijakan tersebut dan menyesuaikannya dengan visi besar Prabowo untuk memperkuat koperasi merah putih.
“Kami mendukung penuh visi nasional tentang kemandirian ekonomi rakyat. Tapi implementasinya jangan justru berlawanan arah. MBG seharusnya menjadi pelaksana semangat koperasi rakyat, bukan pembatasnya,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cikeris, Dasep Sopandi SH, juga memberikan tanggapan tegas terhadap kebijakan ini.
“Pihak MBG agar mengkaji ulang keputusan tersebut. Jangan sampai langkah yang diambil justru menimbulkan permasalahan yang lebih serius nantinya,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Desa Bojong Barat, Adik Sahroni, yang menilai bahwa keresahan di tingkat desa semakin terasa.
“Jangan sampai para kepala desa se-Kecamatan Bojong geram dan akhirnya menggeruduk pihak yayasan. Kami berharap MBG bisa lebih bijak dan mendengarkan suara masyarakat di bawah,” tegasnya.
Masyarakat berharap, MBG benar-benar dapat menjadi bagian dari gerakan ekonomi kerakyatan yang memberdayakan koperasi yang sudah ada, bukan mendirikan sistem baru yang hanya menguntungkan segelintir pihak.
Karena pada akhirnya, membangun bangsa tidak bisa dilakukan dengan mematikan akar ekonomi rakyatnya sendiri.
Laporan: Ded
