Dispangtan Purwakarta Gelar Bimtek Unggulan Hortikultura -->

Dispangtan Purwakarta Gelar Bimtek Unggulan Hortikultura

29 Mar 2021, Maret 29, 2021
Pasang iklan
Aspirasijabar | Purwakarta-
Dispangtan Kabupaten Purwakarta, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang Komoditas Unggulan Purwakarta, bagi petani Manggis Poktan Tani Mukti Desa Linggamukti bertempat di aula BPP Darangdan, Senin 29/03/2021.

Bimtek tersebut di hadiri Kepala Bidang Tanaman Hortikultura Distanhor Provinsi Jawa Barat Ir.Umad Muhamad, M.M bersama Kasi Buah dan Hias, Bidang Hortikultura Provinsi Jawa Barat Dr.Deden Derajat Matra, S.P, M, Agr Dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Insitut Pertanian Bogor (IPB),
Kepala Dispangtan Kabupaten Purwakarta Ir.Sri Jaya Midan, M.P bersama Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dispangtan Purwakarta Lindawati, M.M, Juga dihadiri Koordinator Mantri Tani BPP Darangdan Satom, SP, Para Penyuluh Pertanian BPP Darangdan serta dihadiri Petani Manggis dari Poktan Tani Mukti Desa Linggamukti.

Kabid Perkebunan dan Hortikultura Dispangtan Purwakarta Lindawati, M.M selaku narasumber Bimtek
dalam penyampaian materinya, bahwa komoditas unggulan Purwakarta, adalah manggis varietas dari Kementerian Wanayasa dengan Keputusan Kementerian:

571/Kpts/SR.120/9/2006.
Ia mengatakan di Purwakarta itu memiliki 5-Kecamatan dengan perkebunan manggis yang diunggulkan, yaitu Kecamatan Wanayasa, Kiarapedes, Darangdan, Bojong, serta Kecamatan Pondok Salam, dari 5-Kecamatan tersebut total luas seluruhnya ada 1.500 Ha.
Keunggulan dari varietas Wanayasa yang dibudidayakan disini adalah tekstur daging yang lembut, kulit buah yang mulus, serta daya tahan simpan yang lama," Komoditas ini sudah merambah pasar ekspor semenjak 2018 melalui 3-perusahaan eksportir yang ada di Purwakarta. "Jelas Lindawati"

Kemudian menurut Kepala Bidang Tanaman Hortikultura, Distanhor Provinsi Jawa Barat Ir. Umad Muhamad, M.M. mengatakan kepada peserta Bimtek, motivasi komoditas manggis," Ekspor manggis adalah ranah bisnis yang sangat menjanjikan, namun membutuhkan ketelitian yang tinggi serta pengawasan kualitas yang ketat.

Ia menambahkan, bahwa buah manggis yang diekspor ke luar negeri, seperti Cina, akan ditolak jika terdapat semut walau hanya seekor.

Kepala Seksi Buah dan Hias, Bidang Hortikultura, Distanhor Provinsi Jawa Barat selaku moderator diskusi yang dilakukan pada Bimbingan Teknis kali ini.

Dr. Deden Derajat Matra, S.P., M.Agr. Dosen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Insitut Pertanian Bogor (IPB),
buah-buahan di Indonesia dan di Thailand, yang menurutnya, masa panen buah erat kaitannya dengan aspek budaya dari masing-masing masyarakat.

Kegiatan ekspor manggis ke Tiongkok dari Indonesia juga erat kaitannya dengan perayaan spiritual masyarakat Tiongkok ketika perayaan tahun baru Imlek.
Kemudian, Deden juga membahas Teknik-teknik rekayasa budidaya tanaman manggis, diantaranya adalah memperbanyak pucuk ranting sebagai tempat munculnya calon buah dengan cara memangkas ujung pucuk ranting; memperbaiki penyerapan akar tanaman dengan mencampurkan kompos daun pada media tanam; meberikan pupuk fosfor untuk meningkatkan pertumbuhan serabut akar dari tanaman manggis.

lanjut, Deden juga memberikan tips dalam menanam bibit tanaman manggis, yakni penanaman dengan bantuan paranet sehingga tanaman yang masih berumur 1-2 tahun tersebut memiliki naungan dan tidak langsung terkena sinar matahari penuh.

Untuk mensiasati kebutuhan petani dan sulitnya pengadaan paranet bagi petani, beliau menyarankan petani menanam tanaman pisang di samping tanaman manggis, sehingga tanaman pisang dapat menyediakan naungan bagi tanaman manggis hingga cukup besar.

Varietas Wanayasa, menurut penelitian yang ditelaah Deden, adalah sumber dari varietas-varietas lain yang ada di Pulau Jawa, karakteristik manggis Wanayasa yang sedikit masam dapat dipengaruhi dari suhu Wanayasa yang lebih dingin dibandingkan tempat budidaya varietas lain yang kebanyakan berada di dataran rendah, bahkan hingga 50 mdpl.

Suhu yang lumayan dingin menyebabkan metabolisme melambat sehingga konversi metabolit menjadi gula lebih lambat di dalam buah manggis yang ditanam di Wanayasa.

Pak Deden yang sudah menempuh studi Magister dan Doktor di Jepang pun menambahkan bahwa di Jepang terdapat buah manggis yang diimpor dari Thailand, tetapi kualitasnya buruk dan berharga mahal. Beliau menekankan pasar impor adalah pasar yang sangat menjanjikan. "Jelas Deden"

Kepala Dispangtan Kabupaten Purwakarta Ir. Sri Jaya Midan, M.P. dalam penyampaian materinya kepada peserta Bimtek.
Pak Midan yang memiliki ketertarikan pada buah manggis semenjak beliau bekerja di Provinsi Sumatera Selatan mengaku berpindah tugas ke Purwakarta salah satunya karena kagum dengan varietas manggis Wanayasa yang unggul.

Beliau mengaku bahwa budidaya manggis perlu perawatan khusus dan penyakit getah kuning termasuk yang sulit diatasi. Beliau namun sempat menemukan metode mencegah getah kuning dengan pengaplikasian irigasi tetes mampu mempertahankan suplai air bagi tanaman manggis secara kontinu tanpa adanya lonjakan jumlah air di dalam pembuluh tanaman, sehingga kemungkinan terjadi pecahnya pembuluh getah kuning karena lonjakan suplai air rendah (ketika tanaman kering dan disiram).

Selain itu, Pak Midan juga membujuk para petani untuk mengajak anak-anak atau cucu-cucunya untuk bertani, sehingga terjadi regenerasi petani yang baik untuk perkembangan pertanian. Hal ini menurut beliau penting karena generasi yang lebih muda lebih memahami teknologi informasi (IT) dibandingkan senior-seniornya.
Sehingga, petani yang paham teknologi akan sejalan dengan gerakan petani milenial yang sekarang sedang diunggulkan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah.
Dr. Dhika Prita Hapsari (Dosen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Insitut Pertanian Bogor) Bu Prita, yang merupakan salah satu dosen termuda di IPB, menjelaskan tentang kualitas buah manggis serta secara spesifik penyakit getah kuning di buah manggis.

Beliau mengawal pemaparan dengan fakta bahwa hasil panen manggis Indonesia yang lolos ekspor ke luar negeri hanyalah di angka 10-20%. Sisanya tidak mampu diekspor karena kualitasnya yang tidak mencukupi. Salah satu penyebabnya adalah getah kuning, yang menurut beliau, itu tidak hanya terdapat pada buah, namun juga pada batang, daun, dan cabang. Kemunculan getah kuning pada buah pun dapat muncul di kulit manggis atau pada buahnya.

Selain getah kuning, permasalahan manggis lain yang digarisbawahi oleh Bu Prita adalah buah yang translusen atau menjadi bening dan mengeras. Namun, berbeda dengan daging buah yang tercemar getah kuning yang tidak dapat dimakan karena pahit, daging buah yang translucent masih dapat dimakan hanya saja menjadi keras.

Getah kuning menurut Bu Prita terdapat di seluruh organ manggis secara alami yang disalurkan melalui pembuluh getah kuning. Kebocoran dapat terjadi jika kandungan kalsium pada tanamn rendah (Ca). Selain itu, lonjakan asupan air pada tanaman yang sebelumnya mengering juga dapat menyebabkan pecahnya saluran getah kuning.

Beliau menjelaskan cara untuk mengurangi fenomena getah kuning pada buah manggis adalah dengan memberi dolomit dan pengairan yang baik. Pengairan dapat diperbaiki dengan memberikan irigasi tetes dari penampuagan air yang diletakkan di dekat daerah perakaran tanaman.

Sehingga, ketika musim hujan tiba, tanaman manggis tidak kaget menerima banyak asupan air dari tanah. "Tambah Prita"

Sumber : Biro Purwakarta
Jurnalis : Bah

TerPopuler