Dukung Kejaksaan Tuntaskan Kasus-kasus Korupsi di Purwakarta -->

Dukung Kejaksaan Tuntaskan Kasus-kasus Korupsi di Purwakarta

8 Mei 2024, Mei 08, 2024
Pasang iklan


Aspirasi Jabar||Purwakarta-Sejumlah elemen masyarakat mendukung aksi yang dilakukan oleh Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Purwakarta (GMPPP) yang meminta pihak Kejaksaan Negeri Purwakarta untuk segera menuntaskan kasus-kasus korupsi di wilayah tersebut.

Salah satu elemen masyarakat yang mendukung gerakan tersebut adalah Komunitas Peduli Purwakarta (KPP). Koordinator KPP, Munawar Kholil dalam keterangannya mengatakan, idealnya tuntutan kawan-kawan pergerakan hendaknya juga tidak hanya soal penyimpangan dana desa dan dugaan gratifikasi. 

Pasalnya, masih banyak kasus-kasus korupsi lainnya yang diduga juga menyeret oknum-oknum pejabat Purwakarta di masa lalu. Seperti soal jalan dan jembatan di Lingkar Barat Purwakarta, Tajug Gede, Dana CSR dan Siltap yang terjadi pada medio 2008 hingga 2018 lalu.

"Kasus-kasus dugaan korupsi, bahkan sudah ada yang masuk ke pelaporan di KPK. Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut atau kejelasan. Sebut saja proyek pembangunan jalan dan jembatan ratusan miliar rupiah di jalur Lingkar Barat Purwakarta, pembangunan Masjid Raya Cilodong atau Tajug Gede Purwakarta sebesar Rp 38 miliar," kata Kang Kholil begitu ia biasa disapa, Rabu (8/5).

"Belum soal dana siltap desa selama 4 bulan sebesar 35,8 miliar dan hutang kepada sejumlah rumah sakit, serta dugaan penggelapan dana CSR sebesar ratusan miliar di periode yang sama  yaitu 2008 hingga 2018," tambah Kang Kholil.

Terpisah, Koordinator Pergerakan Pemuda Purwakarta (Perdata), Asep Kurniawan meminta pihak Kejaksaan Negeri Purwakarta tidak tebang pilih dalam penanganan kasus-kasus korupsi di wilayah tersebut.

"Saat ini adalah tahun politik, hal-hal sensitif yang berhubungan dengan penanganan kasus korupsi hendaknya juga tidak dijadikan ajang kampanye hitam (black campaign) pihak-pihak tertentu. Pergerakan kawan-kawan sudah bagus, namun tampaknya unsur politisnya agak sulit dihindari," kata Kang Fapet, begitu ia biasa disapa.


TerPopuler