Aspirasi Jabar || Bekasi - Ketua DPC Maluku Satu Rasa ( M1R ) Jatiasih, RIO R.ETWIORY menjelaskan bahwa kegiatan M1R yang akan digelar pada Tanggal 20 Desember mendatang merupakan salah satu acara terbesar yang pernah diadakan di tingkat DPC Jatiasih. Ia menyampaikan bahwa meski sebelumnya DPW sudah mengadakan sejumlah kegiatan, untuk level DPC, gelaran tahun ini menjadi yang paling besar dan terstruktur. Selasa. 9/12/2025.
“Kalau untuk sekelas DPC, khususnya DPC Jatiasih, ini bisa dibilang acara besar kami. DPW memang sudah pernah membuat acara, tapi untuk di tingkat DPC, ini yang paling besar,” ucapnya.
Riori menyebutkan bahwa momentum Desember sekaligus merupakan perayaan Natal bagi umat Nasrani di internal M1R. Karena itu, kegiatan akan diawali dengan aksi sosial dan pembagian santunan.
“Di bulan Desember kami merayakan Natal, dan dalam rangka itu kami ingin melakukan kegiatan sosial. Kami akan memberikan santunan kasih ke beberapa panti asuhan,” jelasnya.
Selain itu, acara tersebut juga akan menjadi momentum deklarasi DPC M1R Jatiasih. Menurut Riori, deklarasi ini bertujuan memperkenalkan keberadaan masyarakat Maluku di wilayah Jatiasih serta menunjukkan komitmen M1R untuk bermitra dengan berbagai elemen masyarakat.
“Tujuan deklarasi ini untuk memperkenalkan bahwa kami, masyarakat Maluku, ada di Jatiasih. Dan kami ingin selalu berkolaborasi dengan organisasi lain untuk menjaga lingkungan yang kondusif,” tegasnya.
Pada puncak acara, M1R akan menampilkan tarian adat Maluku sebagai bentuk pelestarian budaya. Dalam kesempatan itu, mereka juga menggandeng kelompok seni Betawi dari Ormas FBR ( Forum Betawi Rempug) Jatiasih, termasuk padepokan pencak silat yang dipimpin oleh seorang atlet nasional yang kini menjadi guru besar.
“Kami menampilkan tarian adat Maluku, dan dari Betawi juga akan ada penampilan sebagai bentuk kolaborasi budaya. Ada kelompok seni dan padepokan pencak silat Betawi yang ikut terlibat, dipimpin oleh guru besar yang juga atlet nasional,” ujar. Riori.
Menurutnya, kolaborasi budaya Maluku dan Betawi ini diharapkan menjadi simbol kebersamaan dan harmonisasi masyarakat di Jatiasih.
“Kami ingin menunjukkan bahwa keberadaan kami di sini membawa kontribusi positif. Kolaborasi budaya ini harapannya menjadi awal dari hubungan yang makin baik,” tutupnya.
Jurnalis : Jay.
Editor : Asp. SP.

