Wacana New Normal Di Tengah Perpanjangan Status Bencana Nasional -->

Wacana New Normal Di Tengah Perpanjangan Status Bencana Nasional

29 Mei 2020, Mei 29, 2020
Pasang iklan


Aspirasijabar.net-Ciseeng,Bogor. Merebaknya wabah Virus Corona Disseas 2019 (Covid-19) ternyata memunculkan banyak istilah dan wacana, seperti protokol kesehatan, physical distancing, work from home, PSBB, relaksasi dan lainnya. 

Bagi sebagian kalangan, istilah - istilah tersebut menarik perhatian karena pada tataran implementasi secara mendasar, berbagai istilah tersebut justeru menimbulkan kebingungan serta beragam asumsi (penafsiran) dan persepsi (makna) dari beragam kalangan masyarakat.

Istilah terbaru, ada wacana dari pemerintah tentang pelaksanaan new normal (tatanan kehidupan baru-red) sebagai ujung dari pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Istilah new normal langsung menjadi terkenal, bahkan gaungnya mengalahkan informasi resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 yang menetapkan perpanjangan situasi bencana nasional akibat pandemik Covid 19.

"Sebagian masyarakat berasumsi bahwa new normal adalah telah berakhirnya PSBB dan waktunya kembali bebas tanpa protokol kesehatan Covid-19," ungkap Mulyadu Joron (45), seorang tokoh masyarakat Kecamatan Ciseeng, Jum'at (29/5/2020).

Dia menjelaskan, hal ini setidaknya bisa terlihat dari reaksi aktifitas masyarakat di hari - hari terakhir pasca digulirkannya istilah new normal. Menurutnya, saat ini di beberapa pasar, pertokoan dan sarana publik lainnya mulai terlihat bagaimana masyarakat sudah mulai kembali ke kebiasaan lama seperti tidak menggunakan masker, malas cucu tangan, berkumpul tanpa jaga jarak dan lainnya. "Jadi istilah dan wacana penerapan new normal ini di asumsikan bagai Corona sudah musnah. Padahal kenyataannya masih ada dan masih sangat memgancam bahayanya." Pungkas Mulyadi.

Pengamat sosial Yusfitriadi mengatakan, dalam praktek penanggulangan dan penanganan Covid 19 memang pemerintah terlalu banyak menggunakan istilah. Hal ini menurutnya, justeru menimbulkan banyak asumsi dan persepsi yang salah di sebagian kalangan masyarakat. Dia mencontohkan, ada beberapa peraturan sering berubah dan wacana yang sering dilontarkan, padahal implementasi di lapangan belum berjalan dengan baik. "Saat ini pemerintah sudah kembali membuka wacana untuk new normal. Padahal ini artinya hamoir sama dengan wacana relaksasi atau pelonggaran PSBB yang telah digaungkan beberapa waktu lalu," papar Kang Yus sapaan akrabnya. 

Dia menuturkan, sepanjang yang difahaminya new normal adalah berubahnya tradisi dan budaya masyarakat dalam menjalani kehidupan. Dia mencontohkan, dalam konteks Covid 19 misalnya, kebiasaan memakai masker, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebiasaan jaga jarak fisik dan lainnya. "Nah jika kebiasaan menjaga kesehatan dan pola hidup bersih terus dilakukan masyarakat, maka itu new normal, kehidupan baru," jelasnya.

Kang Yus menjelaskan, saat ini wabah pandemik Covid 19 masih menghantui Indonesia, khususnya Kabupaten Bogor maupun Jawa Barat. Artinya, sambung Kang Yus, pola hidup dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat masih diperlukan. Karena jika hal ini diabaikan, tentu ancaman penyebaran Covid-19 tetap saja akan selalu ada. "Nah inilah tugas utama pemerintah. Lakukan pengawasan ketat terhadap upaya preventifnya. Jangan cuma terus memunculkan serta menambah wacana dan istilah. New normal itu akan ada, jika masyarakat sudah terbiasa melakukan pola hidup sehat dan terus disiplin menjaga kesehatan diri dan lingkungannya." Pungkas Kang Yus.




~ Suasana simpang Ciseeng akses penghubung ke beberapa kecamatan di wilayah utara Kabuoaten Bogor. Banyak warga pengguna kendaraan bermotor tmpak tidak menggunakan masker

Reporter/Wartawan : Boim / Fahri (Ketua FWHBU) 

TerPopuler