Morotai- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM ITB). Hal ini terkait kerja sama penerapan teknologi tepat guna di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Kerja sama ini mengimplementasikan perjanjian kerja bersama antara Kementerian Desa PDTT dan ITB Bandung pada 10 Februari 2023.
Menciptakan karya nyata yang dapat dilakukan oleh masyarakat Petani padi sawa merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengatasi kerugian akibat gagal tanam pada tahun-tahun sebelumya.
Kali ini, Desa Aha, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, yang dikenal sebagai lumbung padi itu menjadi pusat kegiatan pengabdian masyarakat (PM) ITB.
Ketua program study teknologi pasca panen ITB Bandung, Rijanti Rahaju Maulani, dalam keterangannya mengaku jika Kegiatan pengabdian itu lebih fokuskan pada peningkatan kualitas beras melalui teknologi budidaya tanam padi dan pasca panen.
"Dengan harapan bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produktifitas di dalam budidaya tanaman padi ini,"ucapnya, Senin 17 Juli 2023.
Ia juga membeberkan, jika kedatangan PM ITB di Desa aha itu atas keluhan Kepala Desa melalui Aplikasi Desa Nesa, dimana LPPM ITB bekerjasama dengan Kemendes RI memfokuskan untuk pendampingan mulai dari Budidaya hingga pasca panen.
"Kepala desa memberikan informasi bahwa masyarakatnya membutuhkan penambahan ilmu pengetahuan terkait dengan proses budidaya dan pasca panen sehingga Sawa di sini bisa di maksimalkan potensinya melalui kegiatan ini."akunya.
Sementara Kades Aha, Ramli Mappa, kepada media ini mengaku bersyukur karena keluhan yang disampaikan melalui Aplikasi Desa Nesa itu dijawab oleh Kemendes RI.
"Alhamdulillah permintaan itu direspon dan sudah dimulai dengan sosialisasi dan dilakukan pendampingan budidaya tanam padi hingga pasca panen."ucapnya.
Ia juga berharap, para petani padi sawa Desa aha bisa memetik ilmunya dari kegiatan pendampingan ini.
"Dengan ini, masyarakat bisa belajar, dan dari pendapatan yang kita idam-idamkan yang dikatakan M-Tani 8 Ton/hektar itu bisa kita wujudkan dengan program ini."pungkasnya.(oje)
