Aspirasi jabar || Tuban, Jawa Timur – Temuan lapangan di Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, mengungkap potensi penyimpangan data penerima bantuan sosial (Bansos) yang signifikan. Satu keluarga mapan, Jasmin dan Suwati, beserta keluarganya, diduga memanfaatkan dua Kartu Keluarga (KK) terpisah untuk menggandakan akses bantuan, sementara lansia miskin di desa yang sama justru terabaikan.
Keluarga Jasmin dan Suwati, yang tinggal di rumah besar dengan fasilitas lengkap dan memiliki kendaraan bermotor, menerima berbagai jenis bantuan, termasuk sembako dan tunai, yang menurut perhitungan Paimo, seorang pegiat sosial, mencapai Rp3 juta per penyaluran. Paimo menilai hal ini tidak masuk akal, terutama karena bantuan tersebut diduga digunakan untuk membayar kredit kendaraan, bukan kebutuhan pokok.
Di sisi lain, Kasmi (58), seorang lansia miskin di Dusun Ngindahan, mengaku sama sekali tidak menerima bantuan apapun sejak Pilpres terakhir.
Paimo menduga kuat adanya pembiaran atau bahkan perlindungan terhadap praktik pemecahan KK untuk menggandakan kuota bantuan. Laporan warga yang telah disampaikan sebelumnya tidak pernah ditindaklanjuti secara serius.
Paimo mempertanyakan peran perangkat desa dalam validasi data penerima Bansos dan mendesak adanya investigasi menyeluruh terhadap potensi manipulasi Bansos di Desa Guwoterus dan desa-desa lain di Tuban. Ia khawatir jika praktik ini dibiarkan, program pengentasan kemiskinan hanya menjadi proyek pencitraan semata.
Laporan : Ridho
