Aspirasi Jabar || Kabupaten Bandung - Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) sukses menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-23 di Hotel Horison Ultima, jalan Pelajar Pejuang 45 No.121, Turangga, Lengkong, Kota Bandung. Acara yang mengusung tema "Kembali ke Akar, Melompat ke Masa Depan" ini dihadiri oleh ratusan anggota dan pengurus GMBI dari berbagai daerah di Indonesia.
Rakernas kali ini menjadi momentum penting bagi GMBI untuk mengevaluasi program kerja yang telah dilaksanakan, serta merumuskan strategi organisasi ke depan. Ketua Umum GMBI, Mohammad Fauzan Rachman, S.E., dalam sambutannya menekankan pentingnya kembali kepada nilai-nilai dasar organisasi sebagai landasan untuk menghadapi tantangan zaman.
"Kita harus senantiasa berpegang pada akar identitas kita sebagai organisasi yang membela kepentingan masyarakat bawah. Namun, kita juga tidak boleh ketinggalan dalam menghadapi perubahan dan perkembangan zaman," ujarnya.
Selain membahas isu-isu internal organisasi, Rakernas ini juga menjadi ajang untuk membahas berbagai persoalan sosial yang dihadapi masyarakat, seperti kemiskinan, ketimpangan, dan kerusakan lingkungan. GMBI berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"GMBI berkomitmen untuk membela masyarakat marginal di era digital dengan memastikan inklusivitas teknologi tepat guna. Teknologi harus memberdayakan semua orang, tanpa membatasi akses hanya pada segelintir orang," tegas Hakim Iskandar Ketua GMBI Distrik Jakarta Timur saat di wawancara awak media, Rabu. (12/11)25). di Hotel Horison sesaat setelah napak tilas dari gunung Puntang yang merupakan bagian dari tempat bersejarah berdirinya LSM GMBI.
Perlu diketahui bahwa Gunung Puntang terletak di Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kota Bandung, dengan jarak sekitar 29 km dan waktu tempuh sekitar 1 jam 15 menit dari pusat kota .
Gunung ini berada di kawasan pegunungan Malabar dan memiliki ketinggian sekitar 1.290 meter di atas permukaan laut.
Selanjutnya Hakim menambahkan bahwa Inklusivitas digital sangat penting untuk menjembatani kesenjangan dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk memanfaatkan kemajuan teknologi. Masyarakat marginal seringkali tertinggal dalam akses dan pemanfaatan teknologi, sehingga inklusivitas menjadi kunci untuk mengatasi kesenjangan ini .
Menurutnya teknologi inklusif memberikan banyak manfaat bagi masyarakat marginal, termasuk peningkatan akses ke informasi dan pendidikan, kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia luar, serta membuka peluang ekonomi melalui pemanfaatan teknologi untuk usaha dan pekerjaan.
"Momentum hari pahlawan, semangat juang GMBI berkomitmen untuk membela masyarakat marginal di era digital," pungkasnya.
Jurnalis : Jay
Editor : Asp. SP.
