Aspirasi Jabar || Kabupaten Tasikmalaya - Indonesia merupakan negara agraris, Hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup bekerja dalam sektor pertanian terlihat dari 145,8. juta penduduk indonesia yang bekerja per februari 2025, 28% berada pada sektor pertanian termasuk kehutanan dan perikanan (Sumber: BPS)
Yoga Gustiadi, Pemuda berusia 23 Tahun yang berasal dari Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya,Jawa Barat ini dapat dijadikan motivator dalam dunia pertanian.
Meskipun Profil akademiknya yaitu lulusan sarjana ilmu pemerintahan dan sarjana ilmu hukum di salah satu universitas dalam negeri dan juga terkonfirmasi sedang menempuh pendidikan S2 Ilmu Hukum di Universitas Langlangbuana.
Disamping menggeluti bidang pertanian Yoga sendiri aktif sebagai Aktivis pegiat politik & Hukum.
Ketika di konfirmasi terkait kondisi pertanian saat ini di indonesia Yoga menuturkan bahwa
" pada kondisi saat ini sektor pertanian mengalami perubahan yang signifikan yang mulai mengarah pada kesejahteraan untuk para petani,"kata.Yoga Gustiadi
hal itu dapat dibuktikan dari beberapa kebijakan seperti melalui keputusan kementerian pertanian No.1117/kpts/SR.310/M/10/2025 pemerintah menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi diseluruh indonesia. Yang mana keuntungan itu dapat dirasakan oleh para petani, sehingga dapat meminimalisir biaya produksi terutama saya sendiri dalam komoditas pertanian cabai. "Ujar. Yoga Gustiadi"
Namun disamping itu masih terdapat problem yang dirasakan oleh petani cabai, salah satunya masih mahalnya biaya obat-obatan fungisida serta hama yang seringkali membuat para petani gagal panen,sehingga banyak petani seringkali merugi akibat kurangnya perhitungan dan antisipasi dari problem tersebut. Mahalnya biaya produksi menjadi tantangan tersendiri bagi para petani untuk pandai memanajemen kebutuhan tanaman cabai,"terangnya
Ketika di konfirmasi terkait biaya produksi Yoga menuturkan:
" Terkait efisiensi biaya produksi komoditas pertanian cabai, terutama cabai TW kami kalkulasikan saat ini, mulai dari biaya pembajakan lahan, upah pekerja, sampai perawatan hingga jadwal panen terhitung memakan biaya 10 ribu rupiah perpohon, belum lagi kondisi dilapangan seringkali banyak hama yang menyerang tanaman dengan tiba-tiba membuat kami para petani was-was terutama dalam kondisi cuaca saat ini yang sulit di prediksi.
Dengan beban biaya produksi yang memakan biaya sangat tinggi kami berharap harga cabai di pasaran bisa stabil supaya para petani juga sejahtera," Ujar. Yoga.
Saat ini ketika kami konfirmasi,sedang menanam cabai tw seluas 20 ribu pohon dengan luas 1,5 hektare dengan total biaya estimasi modal mencapai ratusan juta.
"Dengan ini, Yoga sebagai regenerasi petani milenial menegaskan bahwa saat ini indonesia harus terus menggenjot kaum anak muda supaya minat untuk terjun kedalam dunia pertanian, dengan menawarkan teknologi pertanian yang praktis dan juga benefit yang dihasilkan tinggi,
Untuk iti,sehingga anak muda dapat tertarik kedalam dunia pertanian.
Sehingga dapat mewarisi warisan nenek moyang kita dalam menjaga bumi pertanian untuk Menopang kebutuhan komoditas negara indonesia," pungkasnya.
Jurnalis : MM
Editor : Asp. SP.
