Aspirasi Jabar || Morotai – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan program menarik bertajuk “Tantangan 30 Hari Cerita Sehatmu.”
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Morotai, dr. Diana Pinangkaan,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menghadiri acara” Peringatan Hari Kesehatan Nasional yang ke- 61 Tahun 2025”
Pada kesempatan ini, izinkanlah saya selaku Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kabupaten Pulau Morotai untuk menyampaikan beberapa hal terkait Peringatan Hari Kesehatan Nasional yang ke- 61 Tahun 2025
Peringatan Hari Kesehatan Nasional yang ke- 61 Tahun 2025 mengusung tema “GENERASI SEHAT MASA DEPAN HEBAT”. Tema ini memiliki makna pentingnya menjaga kesehatan, membangun semangat dan optimisme untuk terus sehat serta mengingatkan pentingnya pola hidup bersih dan sehat.
Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai melalui Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana menyelenggarakan kegiatan Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi masyarakat, Jumat (07/11/2025), bertempat di Pasar CBD Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai. Kegiatan ini turut diikuti oleh Bapak Bupati, Ketua DPRD, Sekretaris Daerah dan seluruh jajaran OPD terkait dan masyarakat umum, dimulai sejak pelaksanaan kegiatan hinga selesai, masyarakat tampak antusias mengikuti berbagai layanan pemeriksaan kesehatan, meliputi pengecekan Tekanan darah, Pemeriksaan Golongan Darah, Donor Darah, Kadar gula, Kolesterol, Asam urat, hingga konsultasi kesehatan langsung bersama tenaga medis.
Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif untuk semua elemen kehidupan.
Adapun kegiatan ini dilaksanakan atas partisipasi seluruh staf Dinas Kesehatan dan KB, Rumah Sakit dan Puskesmas dengan anggaran Pot-Pot sehingga acara ini terlaksana dengan baik.
Pada kesempatan yang baik ini, ijinkanlah kami melaporkan beberapa keberhasilan pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Pulau Morotai pada Tahun 2025 sebagai berikut:
- Kabupaten Pulau Morotai masih menjadi Kabupaten dengan komitmen pelayanan kesehatan primer terbaik tingkat Nasional,
- Kabupaten Pulau Morotai berada di posisi ke 2 di tingkat Provinsi Maluku Utara dalam Pelayanan Kesehatan Gratis (PKG) dengan presentase 38,96%,.
- Kabupaten Pulau Morotai dalam penanganan stunting masih berada dibawah standar Nasional yaitu 17,7%,
- Kabupaten Pulau Morotai berada diposisi ke 3 di tingkat Provinsi Maluku Utara dalam capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) 55,5%,
- Kabupaten Pulau Morotai telah melaksanakan integrasi pelayanan kesehatan primer (ILP) di 13 Puskesmas dan berada di posisi pertama pada tingkat Provinsi Maluku Utara dalam pelayanan ILP,
- Kabupaten Pulau Morotai berhasil menyelenggarakan Akreditasi Puskesmas 100% dengan capaian puskesmas terakreditasi paripurna terbanyak di Prov Maluku Utara yaitu 9 (sembilan) dari 13 (tiga belas) puskesmas.
- Jumlah Desa meraih sertifikat Open Defecation Free (ODF) atau Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan sebanyak 74 Desa (87,5%) meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 64 Desa (77%),
- Jumlah angka kematian Ibu di Tahun 2024 berjumlah 2 Kasus. Pada Tahun 2025 sampai saat ini tidak ada, dan angkat Kematian Bayi Balita di Tahun 2024 berjumlah 21 Kasus dan pada tahun 2025 berjumlah 17 Kasun.
- Untuk ketersediaan Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan dapat kami laporkan yaitu Jumlah Puskesmas dengan bangunan sesuai standar (prototype) Kemenkes sebanyak 12 Pkm (92 %), dan ditargetkan Tahun 2026 (100%),
- Progres Pembangunan Puskesmas Pembantu 14 Unit telah mencapai 70% dan di targetkan akan selesai lebih cepat dari yang di targetkan.
Dalam rangkaian peringatan HKN ke- 61 Tahun 2025, ini juga perlu kami sampaikan bahwa di Kabupaten Pulau Morotai telah di bangun Pembangunan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) dengan anggaran bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK Kesehatan T.A 2025) dengan total anggaran Rp.15.345.514.000 (Lima Belas Milyar Tiga Ratus Empat Puluh Lima Juta Lima Ratus Empat Belas Ribu Rupiah). Labkesmas adalah sebuah unit pelaksana teknis yang bertugas untuk pemeriksaan spesimen klinis dan pengujian sampel guna pencegahan, pengendalian, penyakit, dan peningkatan kesehatan masyarakat. Labkesmas berperan sentral dalam surveilans penyakit, deteksi dini, pemeriksaan vektor dan lingkungan, serta analisis data kesehatan. Bangunan Labkesmas dibangun diatas lahan 5000 m². Memiliki bangunan 2 (dua) lantai dengan total luas bangunan 1544 m². dan ketersediaan Sarana dan peralatan kesehatan sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan RI.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan derajat kesehatan serta mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pada kesempatan yang baik ini juga, dengan semangat peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-61 ini, Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai berkomitmen untuk terus memperkuat layanan kesehatan yang merata dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Wakil Bupati Rio. C. Pawane Membuka dan sekaligus membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI di HUT HKN ke 61 Tahun 2025
Kementerian Kesehatan berharap tantangan ini dapat menjadi gerakan bersama untuk memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan fisik, mental, dan sosial, serta menjadikan perilaku hidup sehat sebagai budaya sehari-hari.
84 juta anak Indonesia hari ini akan mencapai usia produktif pada tahun 2045-tepat satu abad Indonesia merdeka. Kita hanya memiliki 2 dekade lagi untuk memastikan mereka tumbuh sebagai generasi yang sehat, tangguh, dan unggul. Tema "Generasi Sehat, Masa Depan Hebat" pada Hari Kesehatan Nasional ke-61 adalah seruan pengingat bagi kita semua, bahwa kualitas kesehatan hari ini menentukan peradaban bangsa esok hari.
Empat tahun terakhir, kita telah menapaki Transformasi Kesehatan Indonesia sebagai pondasi menuju masa depan tersebut. Fokus kita bergeser dari mengobati orang sakit, menjadi menjaga orang sehat tetap sehat. Transformasi Kesehatan harus terus kita gelorakan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan akses yang mudah, kualitas yang baik, dan biaya yang terjangkau.
Dalam kurun satu tahun, tiga Program Hasil Terbaik Cepat Bapak Presiden di bidang kesehatan telah menunjukkan hasil yang signifikan. Lebih dari 52 juta orang menyadari pentingnya deteksi dini penyakit dengan mengikuti Cek Kesehatan Gratis (CKG),
yang juga berdampak pada peningkatan cakupan skrining TB hingga menjangkau lebih dari 20 juta orang. Sejalan dengan upaya pencegahan tersebut, pembangunan dan peningkatan RS terus berjalan di berbagai pelosok negeri, demi mewujudkan kualitas layanan kesehatan yang merata. Di tahun 2025, 32 dari 66 lokus peningkatan RSUD berjalan sesuai target.
Capaian enam pilar transformasi kesehatan menunjukkan bukti nyata kerja keras dan kolaborasi seluruh insan kesehatan Indonesia. Hari Kesehatan Nasional ke-61 adalah momentum refleksi dan apresiasi atas capaian strategis yang telah kita raih bersama, sekaligus ajakan untuk terus melanjutkan gerakan bersama ini.
1. Pilar pertama, transformasi layanan primer sebagai layanan yang paling dekat dengan masyarakat
8.349 Puskesmas telah menerapkan integrasi layanan primer.
Untuk pertama kalinya, prevalensi stunting balita turun di bawah 20%, yaitu mencapai 19,8%.
324.380 kader kesehatan telah dilatih dengan 25 keterampilan dasar.
Sistem surveilans penyakit kini lebih cepat dan terintegrasi, dengan kapasitas laboratorium kesehatan masyarakat yang meningkat di seluruh provinsi
2. Pilar kedua, transformasi layanan rujukan dengan fokus peningkatan mutu dan pelayanan Rumah Sakit
Percepatan peningkatan pelayanan RS rujukan di 514 Kab/Kota melalui program pengampuan penyakit prioritas utama: Kanker, Jantung, Stroke, Uronefrologi
Saat ini 29 provinsi sudah mampu melakukan bedah jantung terbuka, 29 provinsi sudah mampu melakukan clipping dan 8 provinsi sudah mampu melakukan STA- MCA Bypass pada kasus stroke.
3. Pilar ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan menunjang ketersediaan obat, vaksin, dan alat kesehatan di dalam negeri
10 dari 14 antigen vaksin program imunisasi rutin telah mampu diproduksi dalam negeri.
10 dari 10 bahan baku obat penggunaan tertinggi (by volume) telah mampu diproduksi di dalam negeri.
8 dari 10 produk biologi prioritas telah mampu diproduksi di dalam negeri.
9 dari 10 alat kesehatan belanja terbesar (by value) telah mampu diproduksi di dalam negeri.
4. Pilar keempat, transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan yang cukup, adil, efektif dan efisien.
268 juta penduduk (98%) telah dijangkau oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Porsi asuransi dalam belanja kesehatan terus meningkat, yang menunjukkan masyarakat terlindungi secara finansial dari beban kesehatan. Pada 2024, asuransi menyumbang 36,3% dari total belanja kesehatan nasional-terdiri dari 30,9% asuransi kesehatan sosial (JKN) dan 5,4% asuransi swasta.
Penyesuaian tarif layanan JKN untuk meningkatkan kualitas layanan peserta JKN
5. Pilar kelima, transformasi SDM Kesehatan yang menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan.
61% Puskesmas sudah memiliki 9 jenis tenaga kesehatan sesuai standar
74% RSUD telah dilengkapi dengan 7 dokter spesialis dasar
Penguatan SDM Kesehatan terus berlanjut melalui Pengadaan ASN, Penugasan Khusus di Puskesmas dan RS, Beasiswa, Pendidikan Dokter Spesialis melalui RSPPU (Hospital Based), peningkatan kompetensi melalui pelatihan dan fellowship, Program Internship, kemudahan praktik bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan lulusan luar negeri.
6. Pilar keenam, transformasi teknologi kesehatan sebagai lompatan pelayanan kesehatan yang beradaptasi dengan perkembangan teknologi dunia.
SATUSEHAT Mobile (SSM) yang terverifikasi dengan target sebanyak 6,1 juta orang pengguna.
Sebagian besar fasyankes telah terintegrasi dan mengirimkan data ke SATUSEHAT, yaitu: 3.094 (93,8%) Rumah Sakit, 9.382 (90,8%) Puskesmas, 15.322 (65,7%) Klinik, dan 11.012 (22,4%) Tempat Praktek Mandiri
Pemanfaatan teknologi kesehatan berbasis Al, seperti pada X-ray dan CT-scan, mampu mendeteksi berbagai penyakit dengan cepat dan akurat, antara lain kanker paru, TB, stroke, dan lainnya.
Pengembangan layanan kedokteran presisi melalui program Biomedical and Genome Science Initiative (BGSI) telah mencapai 17.909 (89,5%) peserta.
Layanan kedokteran presisi terus dikembangkan di 10 Hub BGSI, antara lain NIPT (Non Invasive Prenatal Testing), pemeriksaan risiko kanker, jantung, diabetes, kolesterol tinggi karena keturunan, deteksi TB resisten obat, penyakit langka, serta penentuan obat presisi untuk kanker, penyakit jantung, stroke, dan skizofrenia.
Terakhir, yang tidak kalah penting, transformasi kesehatan tidak dapat diwujudkan tanpa transformasi budaya kerja para insan kesehatan-pilar transformasi ke-7 Saya berharap, seluruh pegawai dan pejabat Pemerintah baik di Pusat maupun Daerah dapat melakukan gerakan perubahan cara pikir dan cara kerja menuju birokrasi yang kompeten, akuntabel, dan selaras dalam mengawal dan menyukseskan transformasi kesehatan.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Perjalanan menuju Indonesia Sehat adalah perjalanan panjang, menantang, dan mewujudkan penuh harapan. Dengan tekad dan kerja sama, kita akan sampai pada tujuan generasi sehat yang menjadi fondasi masa depan bangsa yang hebat.
Pada kesempatan berbahagia ini, Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada seluruh insan kesehatan Indonesia-tenaga medis, tenaga kesehatan, akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat, media, serta para kader di setiap pelosok negeri-yang dengan dedikasi tinggi telah menjaga nyawa, menebar harapan, dan menegakkan martabat bangsa. Terus semangat, sebab perjuangan kita belum selesai.
Mari jadikan Hari Kesehatan Nasional ke-61 ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen, menumbuhkan optimisme, dan melanjutkan transformasi kesehatan Indonesia. Mari terus membangun kesehatan dimulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat sekitar, di tingkat desa, kabupaten/kota, provinsi, hingga seluruh Indonesia. Dari individu dan keluarga yang sehat raga dan jiwanya, akan lahir masyarakat yang kuat, demi menyongsong tercapainya Indonesia Emas 2045.(oje)



